Beranda | Artikel
Berapa Umurmu yang Tersisa? - Syaikh Muhammad Al-Mayuf #NasehatUlama
Selasa, 17 Mei 2022

Berapa Umurmu yang Tersisa? – Syaikh Muhammad Al-Ma’yuf #NasehatUlama

Allah yang lebih tahu, berapa lagi usiamu yang tersisa, wahai hamba Allah! Manusia, masa-masanya berlalu, dan berakhir, tahun demi tahunnya, dalam kelalaian dan kealpaan. Dan hendaklah seseorang merenungi dirinya sendiri terlebih dahulu. Ia tidak mengetahui bagaimana masa depannya. Apakah tersisa satu malam, satu tahun, atau beberapa tahun lagi?! Orang yang seperti itu keadaannya, apakah layak baginya untuk lalai?! Malam demi malam begitu berharga, jam demi jam sangat bernilai.

Adapun orang yang mendapat taufik adalah yang meletakkan amalan-amalan dalam simpanannya, yang akan ia ambil esok, di saat ia sangat membutuhkannya, yaitu saat manusia lari dari saudaranya, ibunya, ayahnya, istrinya, dan anak keturunannya, saat ia melihat sisi kanannya, ia tidak melihat selain amalan yang telah ia perbuat, dan saat dia melihat sisi kirinya, ia juga tidak melihat selain amalan yang telah ia perbuat.

Ketika itu, manusia mengetahui hakikat segala perkara, dan ketika itu ia mengetahui tingkat kelalaian dan kealpaannya. Maka bertakwalah kepada Allah, dalam memanfaatkan malam-malam ini, terlebih lagi di musim dingin. Ia adalah musim semi bagi kalian, wahai para hamba Allah. Musim semi bagi seorang mukmin. Musim dingin menjadi musim semi bagi seorang mukmin, karena ia dapat mengambil manfaat darinya, dengan beramal saleh dan bersungguh-sungguh dalam ketaatan kepada Rabbnya Subhanahu wa bihamdihi.

Bukan musim semi untuk memanjakan mata, sedangkan ia terbakar oleh hawa panas (dosa). Namun itu—saudara-saudara—adalah musim semi untuk beramal, dan kesempatan untuk beramal, serta medan untuk berlomba-lomba dan bersaing (dalam kebaikan).

“Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (salat).” (QS. Ali Imran: 113)

Maka bertakwalah kepada Allah—wahai saudara-saudara—dengan bermujahadah melawan hawa nafsu. Dan sebelum itu, juga dengan memohon pertolongan kepada Rabb semesta alam, dan meminta taufik dan pertolongan kepada-Nya. Karena orang yang mendapat taufik adalah yang diberi taufik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan orang yang mendapat pertolongan adalah yang ditolong oleh Allah ‘Azza wa Jalla, dan yang paling utama adalah pertolongan dalam melawan hawa nafsunya. Hendaklah seorang hamba memohon pertolongan kepada Rabbnya, dan membulatkan tekad, serta tidak menunda-nunda dan menangguhkan, sebab ia tidak mengetahui bagaimana keadaannya dan tidak mengetahui berapa sisa umur yang ia miliki.

===============================================================================

اللهُ أَعْلَمُ مَاذَا بَقِيَ مِنْ عُمُرِكَ يَا عَبْدَ اللهِ

فَإِنْسَانٌ اِنْصَرَمَتْ أَوْقَاتُهُ

وَمَضَتْ سَنَوَاتُهُ

فِي التَّفْرِيطِ وَالتَّقْصِيرِ

وَالْإِنْسَانُ يَتَحَدَّثُ عَنْ نَفْسِهِ أَوَّلًا

وَمُسْتَقْبَلُهُ لَا يَدْرِي مَا هُوَ

أَلَيْلَةٌ أَمْ سَنَةٌ أَمْ سَنَوَاتٌ؟

مِثْلُ هَذَا الْإِنْسَانِ يَلِيقُ بِهِ أَنْ يُفَرِّطَ؟

فَاللَّيَالِي غَالِيَةٌ

وَالسَّاعَاتُ ثَمِيْنَةٌ

وَالْمُوَفَّقُ مَنْ يَضَعُ فِي خَزَائِنِهِ أَعْمَالًا

يَقْدُمُ عَلَيْهَا غَدًا أَحْوَجَ مَا يَكُونُ إِلَيْهَا

عِنْدَمَا يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ

عِنْدَمَا يَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلَا يَرَى إِلَّا مَا قَدَّمَ

وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلَا يَرَى إِلَّا مَا قَدَّمَ

حِينَهَا يَعْرِفُ الْإِنْسَانُ جَلِيَّةَ الأَمْرِ

وَيَعْرِفُ يَا إِخْوَانِي مَدَى التَّفْرِيطِ وَالتَّقْصِيرِ

فَاللهَ اللهَ بِاغْتِنَامِ هَذِهِ اللَّيَالِي لَا سِيَّمَا فِي الشِّتَاءِ

هُوَ رَبِيْعُكُمْ يَا عِبَادَ اللهِ

رَبِيعُ الْمُؤْمِنِ

وَإِنَّمَا كَانَ رَبِيعًا لِلْمُؤْمِنِ

ِلِمَا يَسْتَفِيدُ فِيه

مِنَ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَالِاجْتِهَادِ

فِي طَاعَةِ رَبِّهِ سُبْحَانَهُ وَبِحَمْدِهِ

لَيْسَ رَبِيعًا تُمَتَّعُ بِهِ الْعُيُونُ

وَيُحْرِقُهُ السَّمُومُ

وَلَكِنَّهُ يَا إِخْوَانُ رَبِيْعُ الْأَعْمَالِ

وَفُرْصَةُ الْأَعْمَالِ

وَمَيْدَانُ التَّنَافُسِ وَالتَّسَابُقِ

لَيْسُوا سَوَاءً

مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ

يَتْلُونَ آيَاتِ اللهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُم يَسْجُدُونَ

فَاللهَ اللهَ يَا إِخْوَانِي بِمُجَاهَدَةِ النُّفُوسِ

وَقَبْلَ ذَلِكَ الِاسْتِعَانَةُ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ

وَسُؤَالُهُ التَّوْفِيقَ وَالْعَوْنَ

فَالْمُوَفَّقُ مَنْ وَفَّقَهُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

وَالْمَنْصُورُ مَنْ نَصَرَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

أَوَّلًا وَقَبْلَ كُلِّ شَيْءٍ عَلَى نَفْسِهِ

يَسْتَعِينُ الْعَبْدُ بِرَبِّهِ

وَيَعْقِدُ الْعَزْمَ

وَلَا يُسَوِّفُ وَلَا يُؤَجِّلُ

فَمَا يَدْرِي مَا حَالُهُ

وَمَا يَدْرِي مَا بَقِيَ مِنْ أَيَّامِهِ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/berapa-umurmu-yang-tersisa-syaikh-muhammad-al-mayuf-nasehatulama/